PENGUMUMAN YANG DINYATAKAN LULUS ADMINISTRASI BIDANG IKP
PENGUMUMAN YANG DINYATAKAN LULUS ADMINISTRASI...
Syarat Rekruitment Tenaga Ahli Publikasi
Syarat Rekruitment Tenaga Ahli Publikasi
Survei Statistik Perilaku ASN Dalam Penggunaan Internet 2022
Survei Statistik Perilaku ASN Dalam Penggunaan...
Himbauan Sholat Idul Adha
Himbauan Sholat Idul Adha
Pemko Padang Gelar Pentas Seni di Batang Arau
Pemko Padang Gelar Pentas Seni di Batang Arau
Kepala Disdag: Harga Migor Rp11.500,-
Kepala Disdag: Harga Migor Rp11.500,-
Survei Statistik Perilaku OPD Dalam Penggunaan Internet 2021
Survei Statistik Perilaku OPD Dalam Penggunaan...
Buku Profil Kota Padang - Statistik Kunci dan Progres Digitalisasi Kota Padang Tahun 2021
Buku Profil Kota Padang - Statistik Kunci dan...
Home / Inovasi Fateta Unand Masakan Minang Makin Diminati Publik
Des 30, 2020 / View : 563
Wan Rais
Inovasi Fateta Unand Masakan Minang Makin Diminati Publik
Padang,- Rektor Universitas Andalas, Prof Yuliandri menegaskan, Fateta Food Award (FFA) 2020 merupakan salah satu cara dari perguruan tinggi negeri tertua di Sumatera ini, mengapresiasi pelaku usaha di Sumatera Barat khususnya di sektor kuliner.
Dengan adanya program inovasi dari Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas tersebut, membuat masakan Minang makin diminati publik lebih luas lagi,” ungkap Prof Yuliandri pada kegiatan penyerahan FFA 2020 di Palanta Rumah Dinas Wali Kota Padang, Selasa (29/12/2020) malam.
“Kuliner Masakan minang itu hanya ada dua rasa enak dan enak sekali. Mencicipinya rasa, lidah langsung menari nari merasakan kelezatannya,"ucapnya.
Selain Rektor Unand, ikut hadir dalam penyerahan FFA 2020, Wali Kota Padang, Mahyeldi, Guswandi (Kepala Dinas Pangan Padang), Dr. Feri Arlius Dt. Sipado (Dekan Fateta Unand), para dosen dan pengurus alumni Fateta serta sejumlah mahasiswa. Dan ikut hadir pula pemilik restoran dan rumah makan yang akan jadi penerima penghargaan FFA 2020.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Mahyeldi mengapresiasi FFA 2020 yang diinisiasi Fateta Unand bersama Dinas Pangan Kota Padang. Namun perlu juga mengingatkan akan pentingnya makanan yang aman dari kesehatan. “Banyak mengandung kolesterol, merupakan stigma yang melekat pada masakan minang. Ini harus ada kolaborasi dari lintas disiplin ilmu di perguruan tinggi, agar bisa dimentahkan secara ilmiah, sehingga masyarakat tak lagi khawatir mengonsumsi aneka kuliner Minang yang banyak menggunakan santan kelapa itu,” sebut Mahyeldi.
Kemudian Mahyeldi mencontohkan daging Ikan Salmon berwarna merah, yang dilihatnya ketika kunjungan kerja ke Norwegia beberapa tahun lalu. Aslinya, kata Mahyeldi, daging Ikan Salmon itu berwarna putih.
“Perubahan warna ini terjadi karena adanya perlakuan khusus pada pakan Ikan Salmon yang dibudidayakan warga di sana. Hal ini membuat Ikan Salmon dengan daging merah makin diminati, karena dinyatakan lebih aman dikonsumsi jika dilihat dari sisi kesehatan,” ungkap Mahyeldi yang juga ketua umum DPP Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian Unand.
“Fakultas Peternakan, Fateta serta fakultas lainnya di Unand, sudah saatnya saling berkolaborasi dalam upaya mendorong makanan Minang yang aman secara ilmu kesehatan. Ini penting, karena pola konsumsi orang asing dengan kita, sangat jauh berbeda,” tambahnya.
Orang dari Jazirah Arab, ungkap Mahyeldi, cara mereka mengonsumsi ikan itu per 1 ekor ukuran cukup besar. Porsi itu untuk konsumsi satu orang saja. Sementara, kebiasaan di Minang, mengonsumsi dalam bentuk potongan kecil-kecil per orangnya. "Cara inilah penting ditiru, supaya makanan Minang ini aman dikonsumsi untuk kesehatan," pintanya.
Sementara, Dekan Fateta Unand, Dr Feri Arlius Dt. Sipado menyampaikan, enam jenis masakan yang dinilai pada FFA 2020, khusus untuk favorit 1, semuanya sudah melalui analisa labor terhadap kadar kolesterolnya. “Hasil labor kita, lemak trans (mg/100 g) pada enam jenis masakan yang dinilai, tidak terdeteksi. Walaupun aman, kita memberikan batas aman untuk dikonsumsi masyarakat,” kata Feri Arlius.
Lemak trans adalah salah satu jenis lemak jenuh yang menyebabkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah meningkat serta menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Enam masakan yang dinilai pada FFA 2020 ini yakni Dendeng Batokok, Rendang, Gulai Tunjang, Ayam Pop, Soto dan Gulai Kapalo Ikan.
Keenam masakan ini, berasal dari berbagai rumah makan dan restoran. Seperti, Lamun Ombak, Warung Komar, RM Keluarga, Ampalu Raya, Rajawali, VII Koto Talago, Garuda dan Sederhana. “Tahun depan, ajang FFA ini akan melibatkan Indonesian Chef Asociation (ICA) Sumatera Barat selain tetap akan melakukan pengujian labor terhadap makanan yang dilombakan,” ungkap Feri Arlius.
Adapun peraih FFA 2020 untuk 6 kategori tersebut adalah:
1. Masakan Rendang
Lamun Ombak (Favorit 1), VII Koto Talago (Favorit 2) dan Ampalu Raya (Favorit 3).
2. Masakan Dendeng Batokok
Warung Komar (Favorit 1), Lamun Ombak (Favorit 2) dan Sederhana (Favorit 3).
3. Masakan Gulai Kapalo Ikan
Keluarga (Favorit 1), Lamun Ombak (Favorit 2) dan Ampalu Raya (Favorit 3).
4. Masakan Ayam Pop
Ampalu Raya (Favorit 1), Lamun Ombak (Favorit 2) dan Sederhana (Favorit 3).
5. Masakan Soto Padang
Rajawali (Favorit 1), Garuda (Favorit 2) dan Karia (Favorit 3).
6. Masakan Gulai Tunjang
Lamun Ombak (Favorit 1), Warung Komar (Favorit 2) dan Sederhana (Favorit 3). (*) (mcpadang/RA/Irwan Rais)
0
0
0
0